Daun
kelor telah lama dikenal dan dibuktikan manfaatnya untuk kesehatan di seluruh
dunia. Popularitas tanaman kelor dapat dilihat dari banyaknya kampanye
penanaman bibit kelor. Selain itu, kelor sendiri sudah dikenal dan dimanfaatkan sebagian masyarakat kuno untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Kelor
memiliki beberapa stereotype atau julukan seperti The Miracle Tree, Tree for
Life, dan Amazing Tree. Berbagai julukan tersebut menunjukan bahwa banyaknya
manfaatnya pohon kelor, mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit batang,
hingga akar mempunyai manfaat yang luar biasa (Simbolan et al. 2007).
Manfaat
daun kelor di India menurut Ghasi dkk (1999) dipercaya dapat mengobati penyakit
jantung dan kegemukan. Kasiat daun kelor juga bermanfaat untuk mencegah
defisiensi vitamin A.
Kegunaan
daun kelor selama dikonsumsi di Negara Nigeria dibuktikan tidak dijumpai
laporan yang menyatakan bahwa daun kelor berbahaya atau memiliki efek samping
ketika dikonsumsi sebagai sayur-sayuran (Foild, Makkar & Becker 2007).
Kelor
merupakan tanaman asli sub-Himalaya di India, Pakistan, Banglades, dan
Afganistan. Kandungan daun kelor telah lama dimanfaatkan di Negara Roma,
Yunani, dan Mesir sebagai obat tradisional dan penggunaan industri.
Tanaman
Kelor merupakan tumbuhan penting di India, Etiopia, Filipina, dan Sudan serta
tumbuh di bagian barat, timur, dan selatan Afrika, Asia tropis, Amerika Latin
Karibia, Florida, dan Pulau Pasifik. Budidaya kelor termasuk dalam kategori
mudah (Fahey, 2005).
Tanaman
kelor telah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia, tetapi khasiat dan manfaaat
daun kelor belum banyak yang diketahui. Di Indonesia tumbuhan kelor banyak
ditanam namun pemanfaatannya masih sebatas sebagai pagar hidup, maupun
penghijau sawah (Simbolan, Mangatur & Nelly 2007).
Khasiat
Daun kelor secara medis maupun pengobatan herbal dipercaya bermanfaat sebagai
bahan konsumsi makanan manusia, produk-produk farmasi, penjernihan air dan
makanan hewan. Di Afrika dan Asia, daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen
yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan (Fuglie
2001).
Fungsi
daun kelor lainnya yaitu dapat digunakan sebagai obat sakit kuning, obat sakit
mata, obat haid yang tidak teratur, obat pusing, obat sesak nafas, ekspektoran
(obat yang dapat memudahkan pengeluaran dahak atau getah radang dari
paru-paru), encok, obat mual dan penguat tubuh atau tonik (Anonim 2004).
Berikut beberapa nama lain dari tanaman kelor :
Nama
lain tanaman kelor di beberapa Negara yaitu benzolive, drumstick tree, marango,
mlonge, mulangay, nebeday, saijhan, dan sajna (Fahey, 2005). Nama lokal dari
kelor yaitu Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi
(Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge
(Bima); Hau fo (Timor); (sumber: www. pdpersi. co.id)
Klasifikasi Kelor adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Brassicales
Suku : Moringaceae
Marga : Moringa
Jenis : Moringa oleifera, LAMK (Anonimous, 2007)
Karakteristik Tanaman Kelor
Tanaman
kelor mempunyai nama latin Moringa oeifera Lamk. Karakteristik pohon kelor
merupakan tanaman perdu dengan tinggi 7-11 meter, pohon kelor tidak terlalu
besar, batang kayunya getas (mudah patah), mempunyai akar yang kuat dan
bertangkai-tangkai. Daun dan akarnya banyak mengandung senyawa alkali, protein,
vitamin, asam amino, dan karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai obat
tradisional. Biji kelor juga dapat digunakan sebagai penjernih air limbah, dan
penyembuh asam urat, sehingga biji kelor dapat bernilai ekonomi tinggi
(Wardhana, 2005).
Daun
kelor berbentuk sirip majemuk ganda dan beranak daun membundar kecil-kecil.
Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna
hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak (Savitri,
dkk., 2006). buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut klentang
(Jawa). Getah kelor yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
(Jawa) (Anonimous, 2007).
Jenis - Jenis Tanaman Kelor
Jenis
tanaman kelor menurut Fifi Luthfiyah, Staf Dosen Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Mataram, Nusa Tenggara Barat jurnal ISSN No. 1978-3787, Volume 6, No.
2, Maret 2012, Ada 13 spesies dari moringa yaitu Moringa arborea Verdc.,
Moringa borziana, Moringa concanensis, Moringa drouhardii, Moringa hildebrandtii,
Moringa longituba, Moringa oleifera Lam. Horseradish Tree (northwestern India),
Moringa ovalifolia, Moringa peregrina, Moringa pygmaea, Moringa rivae, Moringa ruspoliana, Moringa
stenopetala.
Perbedaan antara satu spesies dengan lainnya adalah bentuk batang, dan geografis tempat tumbuh. Untuk daratan Asia, termasuk India dan Indonesia tanaman kelor yang tumbuh masuk dalam spesies Moringa oleifera. Hal ini disebabkan ciri-ciri fisik dan tempat tanaman tumbuh pada suhu dan lingkungan tropis di Benua Asia.
Perbedaan antara satu spesies dengan lainnya adalah bentuk batang, dan geografis tempat tumbuh. Untuk daratan Asia, termasuk India dan Indonesia tanaman kelor yang tumbuh masuk dalam spesies Moringa oleifera. Hal ini disebabkan ciri-ciri fisik dan tempat tanaman tumbuh pada suhu dan lingkungan tropis di Benua Asia.
Budidaya Kelor
Budidaya
tanaman kelor dapat dikategorisasikan tergolong mudah. Tanaman Kelor dapat
tumbuh subur di hampir seluruh wilayah Indonesia, baik dataran rendah maupun
dataran tinggi sampai ketinggian 1.000 mdpl. Pengembangbiakan kelor dapat
dilakukan dengan cara setek batang atau dengan biji. Benih harus berasal dari
dari tanaman yang sehat dan berusia tua.
Benih
harus tidak keriput dan tidak cacat. biji tanaman yang sudah diseleksi direndam
semalaman sebelum ditanam. Setelah ditiriskan dari air rendaman, biji ditutup
kain dalam wadah hingga muncul kecambah.
Setelah
ekor kecambah muncul, kemudian benih langsung di tanam di lahan dengan jarak
tanam 1 meter(m) x 1 m. Lubang harus memiliki kedalaman sekitar 30 cm sampai 50
cm dengan lebar 20 cm sampai 40 cm. Sebelumnya, tanah ada baiknya dicampur
pupuk kandang atau kompos. Setelah satu hingga dua minggu, daun kecil akan
mulai bermunculan. Untuk mendapatkan panen pertama diperlukan waktu sekitar
tiga bulan. Setelah itu, setiap bulan sekali kelor akan panen. Untuk satu pohon
kelor bisa menghasilkan sekitar 0,5 kilogram (kg) daun. "Jika tanaman
semakin tua, akan semakin banyak hasil daunnya.
Dari
lahan tanam seluas 1 hektare (ha), dalam sebulan bisa mendapatkan panen daun
kelor sebanyak 5 ton. Selain daun semua bagian tanaman kelor bisa dimanfaatkan
seperti kulit kayu, bunga, biji, dan akar. untuk membuat obat herbal (warta
agro.com).
Berikut beberapa faktor yang berpengaruh dalam budidaya tanaman kelor, antara lain :
Tinggi Tempat
Tanaman
Kelor dapat tumbuh subur di hampir seluruh wilayah Indonesia, baik dataran
rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1.000 mdpl
Iklim
Kelor
awalnya banyak tumbuh di India, namun kini kelor banyak
ditemukan di daerah beriklim tropis (Grubben, 2004). Artinya iklim tropis
seperti di Indonesia merupakan tempat yang paling cocok untuk membudidayakan
tanaman kelor.
Sortasi
Sortasi
atau penyortiran setelah panen perlu dilakukan untuk memilah dan memilih antara
daun kelor kualitas bagus dengan yang busuk, kotoran dan gulma yang terikut.
Pencucian dan Penirisan
Setelah
proses pensortiran, pencucian daun kelor penting untuk dilakukan sebelum
dijemur dengan tujuan agar kotoran yang menempel dapat hilang. Pencucian
menggunakan air bersih secara secara bertingkat dan jangan direndam terlalu
lama. Selanjutnya bahan atau daun ditiriskan.
Pengeringan
Suhu
pengeringan daun kelor akan mempengaruhi kualitas dari serbuk daun kelor, oleh
karena itu diperlukan suhu terbaik dalam pengeringan. Menurut (Oliviana, 2008 )
pengeringan cabinet dryer mengunakan suhu 60 0 C selama 6 jam akan menghasilkan
kandungan nutrisi, dan kenampakan fisik yang baik pada pengeringan sayuran
hijau. Pada pembuatan tepung pandan menggunakan suhu pengeringan 50,60,70 pengeringan
4,6,8 jam ( Hafiz,2008).
Cara
lain yang dapat dilakukan untuk pengeringan daun kelor yaitu dengan cara
menjemurnya dipanas matahari dan ditutup dengan kain hitam, menggunakan alas
terpal. Untuk menghasilkan kualitas yang bagus jarak dari tanah ke alas
pengering minimal 3-5 cm dan perlu dibolak-balik setiap 4 jam sekali agar hasil
keringnya merata.
Ciri-ciri
daun kelor yang bagus secara umum yaitu:
1.
Warna daun hijau dan tidak bau apek
2.
Aroma harum
3.
Kadar air maksimum 5%
4.
Kotoran 2%
5.
Tidak terdapat serangga dan jamur.
Pengemasan
Cara
Pengemasan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak hancur dengan kantong
plastik atau karung. Kemasan lainnya yaitu ekstrak daun kelor.
Membuat Bubuk Daun Kelor
Sumber:
Tabloid sinar tani
Bagi
yang belum terbiasa mengkonsumsi daun kelor biasanya akan terasa mual. Karena
itu disarankan untuk mengkonsumsi secara bertahap. Untuk bisa menikmati daun
kelor, tanpa terganggu rasa ingin mual, bisa dengan mengolah menjadi bubuk.
Caranya, ambil daun segar kelor lalu keringkan. Dari 100 gram daun segar akan
diperoleh sekitar 40 gram bubuk daun kering.
Langkah
pembuatannya:
1.
Ambil beberapa cabang tanaman kelor, lalu cuci dan gantung di tali jemuran di
tempat teduh, agar air yang melekat di daun mengering.
2.
Pilih daun yang tua tanpa tangkai, agar cepat kering. Kumpulkan daun yang sudah
dilepas dari tangkai daun, sebanyak 100 gram.
3.
Angin-anginkan di tempat yang teduh, agar kandungan gizinya tidak banyak
hilang. Angin-anginkan, sampai daun mudah dipatahkan. Pengeringan dengan sinar
matahari akan menyebabkan zat gizi banyak yang hilang.
4.
Membuat bubuk daun, ada dua cara. Yakni dengan cara konvensional, ditumbuk di
lumpang dengan antan lalu disaring atau dengan menggunakan blender.
5.
Penyimpanan. Jika disimpan dalam wadah yang rapat (misalnya botol bekas jam),
ditempatkan di tempat yang kering, tidak terkena sinar matahari dan suhu di
bawah 24oC, bubuk daun kelor dapat disimpan sampai satu tahun. Untuk keperluan
sendiri, sebaiknya membuat sedikit.
Penyimpanan
Proses penyimpanan daun kelor yang sudah dikemas dan diberi label disimpan di gudang yang bersih dengan suhu ruang tidak melebihi 30 ◦C, ventilasi, tidak bocor, penerangan cukup, bebas dari hama gudang, dan tidak kena sinar matahari langsung.Cara Konsumsi daun kelor
Pemanfaatan
daun kelor secara tradisional yaitu bagian daun kelor yang masih segar. Untuk
membuat satu porsi ramuan, daun yang dibutuhkan ialah sebanyak 3-7. Selain daun
kelor yang masih segar, untuk membuat ramuan obat Hepatitis B juga dibutuhkan
air kelapa sebanyak satu gelas dan madu sebanyak 1 sendok.
Cara
pembuatan ramuannya cukup sederhana. Pertama tumbuk daun kelor yang sudah
dicuci bersih. Kemudian campurkan air kelapa dengan tumbukan daun tersebut dan
saring. Terakhir, tambahkan madu dan aduk merata. Ramuan siap diminum. Untuk
hasil maksimal, buat dan minum ramuan itu sampai sembuh. (Sri Wahyuni, Jurnal
KesMaDaSka :Juli 2013)
Selain
cara konsumsi diatas, cara konsumsi daun kelor dapat dilakukan sesuai dengan jenis
penyakit masing-masing. Berikut penjelasannya :
Sumber
www.Manfaatbuah daun.com
Rematik, Nyeri dan Pegal Linu.
Tumbuk
halus dua gagang daun kelor dan setengah sendok makan kapur sirih lalu gosok ke
bagian tubuh yang sakit sebagai param.
Sakit Mata.
Manfaat
daun kelor untuk mata yaitu dengan cara Tumbuk halus tiga gagang daun kelor dan
diberi air satu gelas, aduk sampai merata, diamkan sampai ampasnya mengendap
dan gunakan airnya sebagai tetes mata.
Cacingan.
Rebus
tiga gagang daun kelor, satu gagang daun cabai, 1-2 batang meniran dengan dua
gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu gelas, saring rebusan air
tersebut dan diminum rutin setiap hari.
Alergi.
Rebus
tiga gagang daun kelor, satu siung bawang merah, adas pulasari secukupnya
tambahkan tiga gelas air sampai mendidih hingga tinggal dua gelas, kemudian
disaring dan minum rutin setiap hari
Herpes, Kurap dan Luka Bernanah.
Tujuh
gagang daun kelor ditumbuk sampai halus dan tempelkan ke bagian yang luka
sebagai obat luar.
Menghilangkan Flek Wajah.
Manfaat
daun kelor untuk wajah dapat dilakukan dengan cara pilih beberapa lembar daun
kelor yang masih muda, ditumbuk sehalus mungkin dan gunakan sebagai bedak atau
dicampur dengan bedak.
Penghancur Batu Ginjal.
Sayur
daun kelor dimakan rutin setiap hari selama kurang lebih satu bulan, batu
ginjal akan luruh dan keluar bersama air kencing.
Sumber
: (pdpersi.co.id)
Sakit Kuning
Bahan:
3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau;
Cara
Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring.
Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.
Cara
menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
Rabun Ayam
Bahan:
3 gagang daun kelor;
Cara
Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan
disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.
Cara
menggunakan: diminum sebelum tidur.
Sukar Buang Air Kecil
Bahan:
1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut
dalam jumlah yang sama;
Cara
Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air,
kemudian disaring. Cara
menggunakan: diminum setiap hari.
Menurut Hidayat (2006) diketahui konsentrasi
protein dari masing-masing bagian biji kelor dan bagian biji dalam menunjukkan
nilai yang paling tinggi.
Kandungan khasiat Daun Kelor :
Kandungan
daun kelor yaitu asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat,
alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin,
triftopan, sistein dan methionin (Simbolan et al. 2007).
Menurut
Fuglie (2001) daun kelor juga mengandung makro elemen seperti potasium,
kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor, serta mikro elemen seperti mangan, seng, dan besi. Daun kelor merupakan
sumber provitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral terutama zat besi.
Tanaman
kelor disebutkan kaya akan pro vitamin A dan C, khususnya β-karoten, yang akan
diubah menjadi vitamin A dalam tubuh dan secara nyata berpengaruh terhadap
hepatoprotective (Bharali, 2003). Kandungan senyawa glukosianat dan
isotiosianat dalam tumbuhan kelor diketahui sebagai hipotensif, anti kanker,
penghambat aktivitas bakteri dan jamur (Anwar et al, 2007).
Efek
farmakologis yang dimiliki oleh kelor diantaranya antiinflamasi, antipiretik,
dan antiskorbut. Daun berguna untuk mengurangi demam (Hanif, 2007).
Akar,
daun, dan kulit batang Moringa oleifera mengandung saponin dan polifenol. Kulit
juga mengandung alkaloid. Daun juga mengandung minyak atsiri (Hanif, 2007).
Akar dan daun kelor mengandung zat yang berasa pahit, getir dan pedas. Biji
kelor mengandung minyak dan lemak (Arisandi dan Andriani, 2006).
Biji
kelor merupakan bagian dari tanaman kelor yang memiliki protein dengan
konsentrasi yang tinggi. Protein biji kelor penting untuk diketahui dalam
proses penjernihan air, protein inilah yang berperan sebagai koagulan
partikel-partikel penyebab kekeruhan (Stevens, 2001: 576).
Manfaat Kelor
Manfaat
tanaman kelor menurut Suriawiria, (2005) dari akar, batang, daun, dan juga biji
memiliki khasiat dan kegunaan sebagai pengobatan secara empiris.
Manfaat
akar tanaman kelor berkhasiat untuk mengobati kepala pusing, terkilir,
ketidakteraturan haid (Dzulkarnain, 1995), Menurut Suriawiria (2005) akar kelor
mampu mengobati malaria, penurun tekanan darah tinggi, dan mengurangi rasa
sakit. Akar kelor dapat juga digunakan sebagai obat penyakit dalam, misalnya
obat reumatik, epilepsi, yaitu dengan cara mengambil air rebusan akarnya (Unus,
2007).
Hasiat
Daun kelor bermanfaat untuk pengobatan penurun tekanan darah tinggi, diare,
diabetes melitus, dan penyakit jantung. Manfaat Biji kelor bermanfaat sebagai
bahan pengendap untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman
(Suriawiria, 2005). Khasiat Batang kelor dapat digunakan untuk diuretik,
stimulansia, asma, gout, dan rheumatik (Quisumbing, 1978).
Menurut
Fuglie dalam Fahey (2005), manfaat Moringa oleifera meliputi: sebagai makanan
ternak (daun dan biji), biogas (daun), pewarna (kayu), pupuk (biji), obat
(seluruh bagian tumbuhan), purifikasi air (biji). Hartwell dalam Duke (1983)
mengatakan bahwa bunga, daun, dan akar digunakan sebagai pengobatan tradisional
untuk tumor, biji untuk tumor perut. Jus akar digunakan untuk iritasi
eksternal.
Daun
digunakan sebagai penutup luka, dan sebagai obat pencahar. Suspensi dari biji
Moringa oleifera kering diketahui sebagai koagulan. Daunnya ditambah dengan
kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan
(Rahmat, 2009)
Kelor
(Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan sebagai
obat antidiabetes (Jaiswal et al, 2009). Menurut Fuglie (2001), di Afrika dan
Asia daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya gizi untuk ibu
menyusui dan anak pada masa pertumbuhan.
Maka
tidak mengherankan sekarang banyak produk-produk yang terbuat dari daun kelor
seperti kapsul daun kelor, teh daun kelor, minyak daun kelor, sayuran kaleng
dan minuman suplemen moringa (Anonim 2007).
Kelebihan
daun kelor yang menarik perhatikan lagi yaitu dapat dijadikan bahan pangan
alternatif sumber zat gizi. Krisnadi (2013) mengatakan: menilik kandungannya,
Kelor memang layak mendapat sebutan “Miracle Tree” atau “Trees of Life” dan
“Super Nutrisi”.
Bukan
tanpa alasan, kandungan super nutrisi yang dimiliki Kelor telah diverifikasi
oleh berbagai lembaga ilmiah dan universitas di berbagai belahan dunia.
Informasi tersebut kemudian digunakan untuk gerakan kemanusiaan mengatasi
malnutrisi (gizi buruk) di negara-negara miskin Afrika. Jutaan orang telah
dapat diselamatkan dengan mengkonsumsi Kelor.
Kapsul
daun kelor. Kandungan nutrisi kelor sangat baik untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi ibu hamil dan balita. Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
maka ibu hamil cukup mengkonsumsi serbuk daun kelor sebanyak 6 kali sehari
dengan dosis 50 gram setiap konsumsi.
Sementara, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita diperlukan 25 gram
serbuk daun kelor setiap kali konsumsi sebanyak 3 kali per hari (Doeer dan
Cameron (2005).
Menurut
Simbolon 2008, kandungan nutrisi daun kelor segar dan daun kelor kering
(serbuk) berbeda. Dimana serbuk daun kelor memiliki nilai gizi yang lebih
banyak (tinggi) dari pada daun kelor segar. Penelitian Prof. Dr. Klaluse Becker
(2004) membuktikan bahwa daun kelor di masing-masing daerah memiliki kandungan
zat gizi yang berbeda.
Kelor
merupakan salah satu tanaman obat yang lama dikonsumsi masyarakat indonesia
(Prasetyo et al, 2012). Hampir
semua bagian dari
tanaman kelor ini dapat
dijadikan bahan antimikroba. Bagian-bagian tanaman kelor yang
telah terbukti sebagai bahan antimikroba
di antaranya daun, biji, minyak, bunga, akar, dan kulit
kayu tanaman kelor (Bukar et al, 2010).
Beberapa
pendapat lain tentang hasiat kelor diantaranya daun kelor sebagai anti anemia
(Oduro et al, 2008). Kulit dari pohon kelor sebagai obat radang usus besar
(Fuglie, 1999). manfaat daun kelor untuk diabetes disampaikan oleh Giridhari et
al, (2011) Daun dan batang kelor dapat digunakan sebagai penurun tekanan darah
tinggi dan obat diabetes.
Daun
kelor juga merupakan sumber vitamin B. Dan memiliki kandungan lemak yang rendah
(Fahey, 2005). Oleh karena itu, daun kelor dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
kekurangan vitamin A dan malnutrisi.
Berdasarkan
dari beberapa pernyataan diatas, berikut kami paparkan secara runtut kesimpulan
beberapa manfaat Kelor baik dari biji, kulit pohon dan daun diantaranya adalah
:
1. Mengobati
Penyakit Jantung
2. Membantu
program diet
3. Mencegah
defisiensi vitamin A
4. Menjernihkan
air secara cepat, murah dan aman
5. Sebagai
suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan anak pada masa pertumbuhan
6. Sebagai
obat sakit kuning
7. Obat
sakit mata
8. Obat
haid yang tidak teratur
9. Obat
kepala pusing
10. Obat
sesak nafas
11. Ekspektoran
(obat yang dapat memudahkan pengeluaran dahak atau getah radang dari paru-paru)
12. Obat
encok
13. Obat
mual
14. Penguat
tubuh
15. Obat
Hepatitis
16. Obat
Rematik, Nyeri dan Pegal Linu
17. Obat
Cacingan
18. Obat
Alergi
19. Obat
Herpes, Kurap dan Luka Bernanah.
20. Menghilangkan
Flek Wajah
21. Penghancur
Batu Ginjal
22. Sukar
Buang Air Kecil
23. Anti
kanker
24. Mengobati
malaria
25. Penurun
tekanan darah tinggi
26. Mengurangi
rasa sakit
27. Obat
diare
28. Mengobati
diabetes melitus
29. Obat
tumor
30. Sebagai
penutup luka,
31. Anti
anemia
32. Penurun
tekanan darah tinggi
33. Obat
radang usus besar
Pesan
Sekarang Juga, Berikut Daftar Harga Kami:
Per Pack = Rp. 24.000,
Berat Per Pack: 50 Gram. Minimal order 3 Pack.
Per Pack = Rp. 35.000,
Berat 100 Gram. Minimal order 2 Pack.
Minimal order 3 bibit.
1 Kg Maksimal Muat 5 Bibit
1 Kg Maksimal Muat 5 Bibit
Per Botol = Rp. 85.000, Isi : 60 Kapsul,
Izin Produksi : POM TR. 133 372 171
Per Box = Rp. 37.500, Isi 20 Teh Celup,
Izin Produksi : P.IRT No. 313331104058
Garansi-Garansi yang Kami Berikan
1. Kami
tidak menjamin Anda akan sembuh total atau tercegah dari penyakit diatas,
karena kami yakin, yang dapat memberikan kesembuhan penyakit adalah Tuhan.
Manusia hanya berupaya seperti halnya dokter. Namun jika Anda membiasakan hidup
sehat dan rutin konsumsi seperti anjuran kami, Atas kehendak Tuhan, sembuh dan
tercegah.
2. Kami
menjamin apabila dalam pemesanan barang 5 Botol Kapsul namun ketika sampai
tujuan ternyata tidak ada 5 Botol dikarenakan keteledoran kami atau jasa
pengiriman dengan ditunjukan bukti foto ke Whatapp 085727812151, maka kami akan
mengganti kekurangannya
Format
pemesanan:
khasiatdaunkelor.com
# Nama Lengkap# Alamat Lengkap# Nomer HP Aktif# Jumlah yang dipesan# Keterangan
lain jika ada. Kirim Ke 085727812151.
Contoh:
khasiatdaunkelor.com#
Muhammad Solihin# Jl Menangeng Rt. 01 Rw. 06 Kudu Genuk Semarang 50116#
085727812151# 5 Botol# Minta Nomer Rekening BCA. Kirim Ke 085727812151
Penting di Baca :
1. Harga
belum termasuk ongkos kirim
2. Harga
Net dan tidak ada penawaran.
3. Jika
anda sudah mengirim sms dengan format sesuai yang kita anjurkan, selanjutnya
kami akan menginformasikan rincian biaya yang harus di transfer dan nomer
rekening kami.
4. Pengiriman
kami lakukan setiap hari, kecuali hari minggu dan tanggal merah.
5. Untuk
nomer resi akan kita informasikan lewat sms/WA/BBM setelah pesanan kami
kirimkan.
6. Jika
dalam rentang waktu 7-10 sejak pengiriman barang dan barang belum sampai ke
tangan Anda, Segeralah hubungi kami. Dan kami akan memberikan garansi jika
barang tidak sampai.
Jika
ada yang ingin disampaikan, silahkan hubungi kami di :
HP : 085727812151
WA : 085727812151
Hormat
kami,
Muhammad
Solihin M. Pd